Klasifikasi dan Metode Jaring Perawai dan Rawai Tuna

PERAWAI DAN PENGENALAN RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE)
Tentang Perawai

Alat penangkapan ikan ini disebut rawai karena bentuk alat sewaktu dioperasikan adalah rawe-rawe (rawe = bahasa Jawa) yang berarti sesuatu yang ujungnya bergerak bebas. Rawai disebut juga dengan longline yang secara harfiah dapat diartikan dengan tali panjang. Hal ini karena alat ini konstruksinya berbentuk rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang (Alam Ikan 1).

Perawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama (main line) dari suatu rangkaian pancing perawai. Pada tali utama terdapat tali-tali pendek yang disebut tali cabang. Menurut bentuk dan susunan dan cara penangkapannya, perawai adalah termasuk dalam jenis ?bottom set longline?, bahwa dalam penangkapan rangkaian pancing ini dilepas atau dilabuh sampai kedudukannya dapat mendasar (Alam Ikan 2). Oleh nelayan daerah Jawa Tengah, tali yang mendatar tersebut dikenal dengan nama ?watom? atau ?plamar?. Pada tali watom inilah tali-tali yang pendek itu disebut dengan ?gimbes? atau ?perambut?.

Menurut (Alam Ikan 1), persyaratan daerah operasi bagai perawai  : 
- pantai yang keadaannya landai
- kedalamannya merata
- bersih dari tonggak, bangkai kapal yang rusak         
- terhindar dari kesibukan lalu-lintas perahu/kapal      
       
Baca Juga : Mengetahui tentang Gelombang Laut

Bagi perawai pinggir biasa dioperasikan pada kedalaman 10 sampai 20 depa. Perawai dapat diusahakan sepanjang tahun. 

Menurut (Alam Ikan 2), penangkapan dapat dikerjakan pada waktu siang atau malam hari. Bila pancing dipergunakan pada waktu malam, setelah rangkaian pancing dilepas ke dalam air, perahu biasanya terus berhenti dan membuang jangkar. Dengan demikian, perahu dengan pancingnya tidak  terpengaruh oleh arus atau angin. Adapun penangkapan yang dikerjakan pada waktu siang hari, karena daerah penangkapan dan lalu lintas perahu dapat terlihat jelas, maka penangkapan ditempuh dengan cara menghanyut (drifting).

Pengertian Rawai Tuna
Menurut (Alam Ikan 3), Tuna Long Line adalah salah satu bagian dari rawai yang didasarkan atas jenis ikan yang ditangkap, dalam hal ini ialah ikan Tuna. Tuna Long Line atau yang di sebut dengan Rawai Tuna merupakan jenis rawai yang paling terkenal. Meskipun dalam kenyataanya bahwa hasil tangkapannya bukan hanya ikan Tuna, tetapi juga berbagai jenis ikan lain seperti ikan Layaran, ikan Hiu dan lain-lain. 

Menurut (Alam Ikan 4), rawai tuna tergolong rawai hanyut (drift longline) tetapi umumnya hanya disebut ?tuna longline? saja. Dalam perikanan, indrustri pancing ini termasuk penting dan produktivitasnya tinggi. Satu perangkat rawai tuna bisa terdiri dari ribuan mata pancing dengan panjang tali mencapai puluhan km (15-75 km). Oleh karena rawai tuna itu termasuk besar, maka untuk memudahkan penyusunan atau pengaturannya dibagi dalam satuan-satuan, dan karena tiap satuan itu biasanya disimpan dalam sebuah keranjang dari bambu dan lebih dikenal sebagai ?satu basket?. Istilah ini dipakai karena dalam sejarah perkembangannya pada mulanya satu kelompok alat yang berhubungan menjadi satu ditempatkan secara terpisah di dalam keranjang bambu. Dalam operasi penangkapannya barulah bagian-bagian kelompok alat tersebut dihubungkan dengan kelompok lainnya sehingga merupakan satu rangkaian yang panjang sekali tergantung dari jumlah basket. Tiap satuan mulai dari pangkal sampai akhir mempunyai susunan sama. Rawai tuna umumnya membawa seperangkat rawai yang terdiri dari beberapa satuan (basket) tergantung dari besar-kecilnya kapal yang dipergunakan.

Dilihat dari segi kedalaman operasi (Fishing depth) Tuna Long Line dibagi dua yaitu : 
  1. Tuna Long Line pada perairan yang bersifat dangkal (Subsurface). Pada Tuna Long Line jenis ini dalam satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing
  2. Tuna Long Line pada perairan yang bersifat dalam (Deep). Pada Tuna Long Line jenis ini dalam satu basket rawai diberi sekitar 11-13 pancing sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam.

Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua yaitu bersifat dangkal dan yang bersifat dalam yang pancingnya berada pada kedalaman 100-300m. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13 pancing sehingga lengkungan tali utama menjadi lebih dalam (Alam Ikan 3).



Baca Juga : Substrat dasar Perairan? Apa artinya

Menurut (Alam Ikan 3), dalam beberapa sifat dari kedua tipe ini adalah :
  1. Rawai tipe dalam memerlukan line hauler yang lebih kuat dibanding tipe   dekat permukan.
  2. Rawai tipe dalam menangkap jenis big eye yang lebih banyak (sehingga nilai produksinya  lebih baik) dibanding tipe permukaan. Tuna yang tertangkap dengan rawai dangkal  didominasi oleh yellowfin tuna yang harganya lebih rendah dibandingkan dengan big eye. 

Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis serong atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya dini hari tergantung jumlah basket yang akan dipasang karena selesai pada pagi hari jam 07.00 saat ikan giat cari mangsa. Akan tetapi pengoperasian siang hari pun bisa dilakukan. Namun akibatnya penarikan pancing (hauling) jatuh pada waktu sore hari.

Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat,tidak cepat busuk,dan rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari pancing bila tidak di sambar ikan.beberapa jenis diantaranya adalah bandeng, saury, tawes, kembung, layang, dan cumi-cumi.panjang umpan berkisar antara 15-20 cm, dengan berat 80-150 gram. Cumi-cumi kecil masih dapat dipakai asalkan digabung (dijahit) beberapa ekor sehingga menjadi cukup besar. Umpan ini harus berasal dari ikan-ikan yang benar-benar segar dan dilakukan dengan baik agar tahan dalam waktu yang lama (Alam Ikan 3).



Baca Juga : Pengukuran Kecepatan angin dan Alatnya

Menurt  (Alam Ikan 4), unit penangkapan rawai tuna terdiri dari:
a. Kapal
  • Alat tangkap rawai tuna dioperasikan menggunakan kapal khusus rawai tuna yang memiliki buritan cukup luas untuk pengoperasian rawai menggunakan line hauler. Kapal yang digunakan berukuran yang bervariasi sekitar 30-600 GT. Ukuran kapal tersebut menentukan jumlah hari trip penangkapan yang dilakukan. Bahan pembuatan kapal ada yang terbuat dari kayu, FRP dan baja. Bahan kapal juga tergantung kepada ukuran besar kapal. Ukuran kapal lebih dari 150GT umumnya terbuat dari baja.

b. Alat tangkap rawai
  • Pada dasarnya rawai tuna terdiri atas 3 komponen utama, yaitu pelampung rangkaian tali temali dan pancing. Pada pancing dilengkapi dengan umpan berupa ikan utuh jenis pelagis kecil yang disukai ikan tuna. Jumlah pancing yang digunakan berkisar antara 800-2000 pancing dengan panjang rentang tali bisa mencapai ratusan kilometer.

c. Alat bantu penangkapan
  • Alat bantu yang dipergunakan dalam pengoperasian rawai tuna adalah lampu apung atau radio apung yang berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan atau posisi alat tangkap. Selain itu juga umumnya dilengkapi dengan line hauler, line thrower, belt conveyor, penggulung tali cabang dan peralatan oceanografi.
  • Usaha perikanan secara umum pada tingkat operasional tentu saja akan mengalami berbagai kendala, begitu juga dengan usaha perikanan rawai tuna. Beberapa kendala yang diamati oleh penulis adalah penentuan lokasi daerah penangkapan yang tepat, penggunaan peralatan tangkap dan peralatan pendukung lainnya, dan penangananan ikan hasil tangkapan.

  1. Penentuan daerah penangkapan ikan yang masih menggunakan metode-metode lama. Perkembangan teknologi menuntut pengusaha atau pun nelayan untuk bersaing dalam upaya penangkapa ikan. Penggunaan teknologi yang terus berkembang mengakibatkan operasi kapal rawai yang belum menggunakan teknologi terbaru susah bersaing dengan kapal rawai yang menggunakan teknologi terbaru. Penggunaan teknologi terbaru akan lebih cepat menentukan daerah penangkapan ikan dan berakibat pada penekanan, biaya operasional.
  2. Posisi penurunan atau pengangkatan alat tangkap rawai yang umumnya panjang (berkisar antara 800-2000 mata pancing panjanynya mencapai ratusan kilometer) menuntut kemampuan dan keterampilan ABK dalam penggunaan peralatan tangkap dan peralatan pendukung lainnya. Kesalahan dalam penurunan dan pengangkatan rawai berakibat pada kecelakaan seperti putusnya tali, tersangkutnya kail, dan lain-lain.
  3. Penanganan ikan hasil tangkapan pada kapal rawai tuna ini umumnya sudah memenuhi standar kualitas penanganan mutu yang diinginkan oleh konsumen. Namun demikian, penanganan ikan pun membutuhkan keterampilan pemilahan ikan dari kail dan penggunaan teknologi yang digunakan untuk menyimpan ikan.


Baca Juga : Daerah Penangkapan Ikan (Fishing Ground)

Klasifikasi Perawai dan Rawai Tuna
Menurut (Alam Ikan 1), ada berbagai macam bentuk rawai yang  secara keseluruhan dapat dikelompokkan dalam berbagai kelompok antara lain :
1. Berdasarkan letak pemasangannya di perairan rawai dapat dibagi menjadi :
  • Rawai permukaan (Surface longline)
  • Rawai pertengahan (Midwater longline)
  • Rawai dasar (Bottom longline)

2. Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utama :
  • Rawai tegak (Vertikal long line)
  • Pancing ladung
  • Rawai mendatar (Horizontal long line)

3. Berdasarkan jenis-jenis ikan yang banyak tertangkap :
  • Rawai Tuna (Tuna longline)
  • Rawai Albacore (Albacore longline)
  • Rawai Cucut (Shark longline), dan sebagainya.

Menurut (Alam Ikan 5), secara garis besar perikanan pancing ini dapat dilihat dari jenis-jenisnya sebagai berikut :
  • Pole and line : untuk ikan cakalang (skip jack), mackerel, dan lainnya.
  • Long line : untuk jenis tuna, salmon, mackerel, sea perch cod, sea bream, octopus dan lain sebagainya
  • Hand line : untuk squid dan lain-lain
  • Trolling : untuk ikan-ikan tongkol, spanish, mackerel, yellowfin tuna dan lain-lain.
  • Vertikal longline : untuk ikan-ikan mackerel, bottom fish dan lain-lain.


Baca Juga : Mengetahui tentang Arus Permukaan

Klasifikasi Rawai Tuna
Menurut (Alam Ikan 6), Long line terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil dia meternya, dan diujung tali cabang ini diikat pancing, yang berumpan. 

Menurut (Alam Ikan 4), pada prinsipnya ?rawai tuna? terdiri dari komponen-komponen utama yang biasanya terdiri dari : tali utama (main line), tali cabang (tali pancing, branch line) berikut bagian-bagiannya, yaitu : tali pelampung (float line) berikut pelampungnya, batu pemberat dan tali penyambungnya.

Metode dan Cara Pengoperasian Perawai dan Rawai Tuna
Menurut (Alam Ikan 1), rawai adalah merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang bercabang-cabang dan pada tiap?tiap ujung cabangnya diikatkan sebuah pancing. Secara teknis operasional rawai sebenarnya termasuk jenis perangkap, karena dalam operasionalnya tiap-tiap pancing diberi umpan yang tujuannya untuk menangkap ikan agar ikan-ikan mau memakan umpan tersebut sehingga terkait oleh pancing. Akan tetapi, secara material rawai ada yang mengklasifikasikan termasuk dalam golongan penangkapan ikan dengan tali line fishing karena bahan utama untuk rawai ini terdiri dari tali-temali.

Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut :
  1. Mula-mula pengapung pertama diikatkan dengan talinya, begitu pula batu pemberatnya.
  2. Setelah itu perahu dijalankan, sementara itu pancing demi pancing ditanggalkan dari tempat penyimpanan, kemudian mata pancing diberi umpan yaitu ikan yang sudah terpotong-potong, setelah itu dilemparkan ke dalam air.
  3. Tali cabang diikatkan pada tali utama.
  4. Sementara perahu masih tetap berjalan, tali cabang diulur sampai panjang yang dibutuhkan terpenuhi. Setelah itu kapal/perahu dapat dihentikan.
  5. Rangkaian pancing oleh nelayan dibiarkan hanyut oleh arus dan angin bersama perahunya. Dan lamanya tidak ditentukan waktunya dan hauling (penarikan) dilakukan 2-3 kali. 

Hauling dilakukan dengan cara :
  1. Tali cabang dengan perlahan-lahan ditarik ke dalam perahu, setelah penarikannya sampai pada pelampung, untuk penarikan selanjutnya dilakukan dengan cara menarik tali utamanya.
  2. Ikan-ikan yang tertangkap dilepaskan dari kaitannya.

Baca Juga : Mengetahui tentang Pasang Surut

Konstruksi Perawai dan Rawai Tuna
Menurut (Alam Ikan 1), bagian-bagian dari perawai secara umum terdiri atas :
1. Tali utama (Main line)
  • Tali utama adalah tali tempat tali cabang. Bahan tali utama harus dibuat dari bahan yang kuat dan biasanya diperguinakan kuralon atau kremona dengan ukuran diameter 8 mm. Pada rawai besar seperti rawai tuna, panjang tali utama berkisar antara 50-60 meter tiap-tiap jarak satu tali cabang (satu mata pancing), sedangkan untuk rawai kecil yang biasa digunakan untuk penangkapan ikan di daerah-daerah pantai (inshore fishing) panjang tali utama untuk jarak masing-masing pancing kira-kira 10 meter (bahkan ada yang lebih pendek dari 10 meter). Untuk longline besar tali utama pada tiap-tiap pancing merupakan tali yang tersendiri yang nantinya disambung-sambung, akan tetapi pada rawai kecil panjang satu tali utama sampai ratusan meter dan jarak antara tali cabang dapat dibuatkan simpul kupu-kupu sebagai tempat bergantungnya tiap-tiap tali cabang. Jadi, pada rawai besar, satu tali utama hanya berisi satu pancing sedangkan pada rawai kecil satu tali utama hanya berisi berpuluh-puluh tali cabang (pancing).

2. Tali cabang (Branch line)
  • Panjang tali cabang tidak boleh lebih dari setengah kali panjang tali utam atau jarak antara tali cabang tersebut yang menggantung pada tali utama. Hal ini tujuannya adalah agar tidak terjadi saling mengait (kekusutan) antara tali cabang. Oleh karena itu, tali cabang pada rawai besar panjangnya antara 20-25 meter, sedangkan tali cabang rawai kecil panjangnya 2-3 meter.

Tali cabang biasanya terdiri atas dua atau tiga jenis tali yaitu :
a. Tali cabang utama (20-25 meter) bahannya dari kuralon atau cremona.
b. Sekiyama (10-15 meter) bahannya dari pintalan tali baja (wire leader) yang dibungkus benang.
c. Wire leader (2-3 meter) bahannya dari pintalan kawat baja.
Sedangkan pada rawai kecil pada umumnya tali cabangnya hanya terdiri atas dua bagian (dua jenis tali) saja yaitu :
a. Tali cabang utama, kuralon 2-3 meter.
b. Leader/kawat/kawat baja steel setengah meter.
3. Pancing (Hook)
Ukuran pancing yang digunakan adalah pancing nomor : 4,5,6 yang terbuat dari baja dan dilapis timah putih.
4. Tali pelampung (Float line)
  • Panjang tali pelampung disesuaikan dengan kedalaman yang diinginkan selama operasi. Pada rawai besar yang operasinya dilapisan permukaan (surface longline), panjang tali pelampung sekitar 15-20 meter. Sedangkan untuk rawai yang dioperasikan di lapisan dasar biasanya rawai kecil, yang panjang tali pelampungnya disesuaikan dengan kedalaman perairan tempat rawai tersebut dioperasikan.

5. Pelampung
  • Pelampung yang baik bahannya dari bola kaca. Oleh karena itu, biasanya   disebut dengan glass bouy dengan ukuran diameter 30-35 cm dan tebal kaca 5-7 mm. Pelampung kaca ini dibalut dengan anyaman tali yang tujuannya disamping sebagai pelindung, juga digunakan untuk tempat penyambungan atau pengikatan pelampung tersebut dengan tiang bendera dan tali pelampung. Karena pelampung kaca agak sulit didapat dan harganya pun lebih mahal, maka untuk rawai kecil biasanya mempergunakan pelampung plastik yang khusus atau kadang-kadang menggunakan jerigen biasa.

6. Tiang bendera
  • Untuk mengetahui adanya pelampung di perairan setelah rawai dioperasikan, pada pelampung umumnya diikatkan bendera dengan warna yang kontras dengan keadaan di laut (biasanya merah). Untuk mengikatkan bendera tersebut diperlukan tiang bendera yang umumnya dari bambu, sehingga tiang bendera tersebut sering disebut dengan bambo pole.
  • Panjang tiang bendera sekitar 5-7 meter dengan ukuran diameter pada pangkal 3-3,5 cm. Pada ujung bambu inilah bendera diikatkan. Pada rawai besar di ujung rawai yang pertama diturunkan kecuali diberi palampung kaca dan bendera kadang-kadang dipasang juga pelampung radar atau sono buoy.
  • Pelampung radar ini gunanya untuk mempermudah pencaharian ujung rawai tersebut karena rawai besar sekali operasi panjang alat sampai mencapai 90km (90.000 meter) sehingga sangat sulit untuk mengadakan pencarian berdasarkan ini. 


Explanation :
Alam Ikan 1 : Sadhori, 1985
Alam Ikan 2 : Mulyono, 1986
Alam Ikan 3 : Sudirman (2004)
Alam Ikan 4 :  Subani (1989)
Alam Ikan 5 : Ayodhya (1981)
Alam Ikan 6 : Suseno Budi (2008)

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
Semoga Bermanfaat


reff : http://www.alamikan.com/2012/11/mengetahui-tentang-jaring-perawai-dan.html


Related video : Klasifikasi dan Metode Jaring Perawai dan Rawai Tuna


Previous
Next Post »