Klasifikasi Organisme Platyhelminthes

Platyhelminthes ada yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat yang lembap dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil. Ada cacing yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang, misalnya pada manusia, sapi, babi, anjing, kucing, burung, katak, siput air, dan ikan. Namun ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan sel-sel di permukaan tubuh inang. Cacing yang hidup bebas berasal dari kelas Turbellaria, sedangkan cacing dari kelas lainnya hidup sebagai parasit.

Platyhelminthes atau Cacing Pipih adalah filum dalam kerajaan Animalia (hewan)
Ciri-Ciri Tubuh Platyhelminthes
a. Ukuran dan bentuk tubuh Platyhelminthes
Ukuran tubuh Platyhelminthes bervariasi, mulai berukuran kurang dari 1 mm hingga yang berukuran panjang lebih dari 20 m. Cacing pipih yang berukuran kecil, misalnya Symsagittifera roscoffensis, Dugesia, dan Bipalium. Cacing pipih yang berukuran besar, contohnya Taenia saginata dan Taenia solium. 

Bentuk tubuh Platyhelminthes pipih dorsoventral, simetri bilateral, beruas-ruas atau tidak beruas-ruas. 
Tubuh Platyhelminthes simetri bilateral yang berbentuk pipih. Ukuran platyhelmintes hingga 20 meter panjangnya. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh atau aselomata. Sistem pencernaan pada Platyhelminthes terdiri dari mulut, faring dan usus. Sistem pencernaan Platyhelminthes disebut sistem pencernaan satu lubang. Platyhelminthes tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuh Platyhelminthes. Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpu saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang melintang seperti tangga. Organ reproduksi jantan dan betina berada di dalam satu individu Platyhelminthes sehingga disebut hermafrodit.

Baca Juga : 8 Filum Klasifikasi Organisme Avertebrata

b. Struktur dan fungsi tubuh Platyhelminthes
Tubuh Platyhelminthes terdiri atas tiga lapisan embrionik (triploblastik). Tubuhnya aselomata atau tidak memiliki rongga tubuh. Ada Platyhelminthes yang sudah memiliki sistem pencernaan makanan, terutama yang hidup bebas. Namun, ada pula yang tidak memiliki sistem pencernaan makanan, misalnya cacing pita (Cestoda). Platyhelminthes tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran darah, sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara difusi. Sistem saraf Platyhelminthes berupa beberapa pasang benang saraf. Alat ekskresi masih sangat sederhana, berupa saluran bercabang-cabang yang berakhir pada sel api (flame cell). Alat indra berupa bintik mata untuk mendeteksi adanya sinar dan kemoreseptor. Cacing yang hidup endoparasit, seperti cacing pita, tidak memiliki alat indra.

3. Cara Reproduksi Platyhelminthes
Platyhelminthes bereproduksi secara seksual, aseksual, atau keduanya. Pada umumnya Platyhelminthes bersifat hermafrodit karena memiliki testis yang menghasilkan sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh sperma. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi, yaitu pemotongan beberapa bagian tubuhnya. Bagian tubuh yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi individu baru yang lengkap, contohnya Planaria.

Ciri Cacing Pipih Platyhelminthes
Ciri Cacing Pipih Platyhelminthes. Hewan-hewan paling sederhana yang simetris bilateral dan triploblastik (terdiri dari tiga lapisan sel dasar) adalah Platyhelminthes, yang pipih. Cacing pipih dulunya dibagi menjadi tiga kelompok. Turbellaria yang sebagian besar hidup bebas termasuk planaria, dugesia, yang ditunjukkan di atas, ini ditemukan di lautan, di air tawar, dan habitat darat lembab, dan beberapa bersifat parasit. Trematoda, atau Cacing, semuanya parasit, dan memiliki siklus hidup yang kompleks khusus sebagai parasitisme dalam jaringan hewan. 

4. Klasifikasi Platyhelminthes
A. Turbellaria
  • Merupakan cacing pipih yang dapat bergerak dengan menggetarkan bulu gatarnya.
  • Di permukaan ventral cacing ini terdapat yang dapat digetarkan
  • Sebagian besar Turbellaria adalah cacing yang hidup bebas
  • Panjang tubuh bervariasi dari 5-50 mm.
  • Dengan mikroskop biasa bulu getar tak terlihat contohnya PLANARIA.
  • Hidup di air laut,air tawar dan tanah basah.
  • Jarang yang hidup sebagai parasit
  • Melakukan fragmentasi
  • Contoh dari Turbellaria

PLANARIA
Merupakan cacing pipih yang hidup di air tawar yang jernih , yang belum mengalami pencemaran berat biasanya cacing ini berlindung dibawah bebatuan. kepalanya nampak seperti segitiga. panjang tubuhnya dapat mencapai 2-3 cm, berwarna cokelat kehitaman. dibagian kepala terdapat dua bintik mata, fungsinya untuk membedakan gelap dan terang. jadi cacing ini tidak mampu melihat warna. Planaria bersifat fototropik negatif.

B. Trematoda
a. Hidup sebagai parasit
b. tidak bersilia dan tubuhnya dilapisi oleh kutikula agar tidak tercerna oleh tubuh inang
c. Memiliki alat pengisap yang dilenkapi dengan kait-kait untuk melekatkan diri pada inangnya
d. Memiliki batil isap perut dan batil isap mulut
e. ada yang hidup ektoparasit ada juga yang   hidup endoparasit.
Contoh Trematoda
  • Fasciola hepatica, parasit pada hati ternak dan manusia
  • Clonorchis sinensis, parasit pada hati manusia
  • Schistosoma japonicum, cacing darah yang hidup dalam pembuluh balik perut
  • Fasciolopsis buski, cacing isap yang hidup di dalam usus manusia, anjing, dan babi.
  • Paragonimus westermanii, cacing isap yang hidup di dalm paru-paru vertebrata
  • Schipistoma haematobium, pada pembuluh darah vena dari saluran kencing dan saluran pencernaan.
Baca Juga : Klasifikasi Organisme Echinodermata
C. Cestoda
  • Bentuk tubuh pipih seperti pita
  • Tidak bersilia
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula
  • Memiliki saluran pencernaan makanan
  • Memiliki skoleks, sucker, dan rostelum
  • Memiliki dua hospes
  • Hewan hermaprodite
  • Mampu melakukan pembuahan sendiri
  • Bentuk infektif : Systecercus
  • Contoh dari Cestoda
Taenia Saginata dan Taenia Solium
Daur hidupnya:
Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces
Penyakit yang disebabkan Platyhelminthes

Baca Juga : Klasifikasi Organisme Coelenterata

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula. 
Semoga Bermanfaat


reff : http://www.alamikan.com/2012/11/klasifikasi-organisme-platyhelminthes.html


Related video : Klasifikasi Organisme Platyhelminthes


Previous
Next Post »