RI akan Lebih Selektif Terhadap Masuknya Ikan Asing

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo (kedua dari kiri) berbincang dengan Pemimpin Redaksi Investor Daily dan Suara Pembaruan Primus Dorimulu (tengah) disaksikan Kepala Badan Pengembang Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan (BPSDMKP) Suseno Sukoyono (kiri), Dirjen Pegelola dan Pemasaran Hasil Perikanan Saut Hutagalung dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief widjaja (kanan) saat kunjungan redaksi di BeritaSatu Plaza, Jakarta, Rabu (10/4). Dalam kunjungan tersebut dijelaskan arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014.
JAKARTA- Indonesia akan lebih selektif terkait persoalan banyaknya ikan jenis asing atau bukan lokal yang masuk ke Tanah Air guna melestarikan sumber daya perikanan secara lebih berkelanjutan.

"Indonesia berkewajiban melakukan usaha menghindari introduksi spesies asing yang invasif karena kita telah meratifikasi CBD (Convention on Biological Diversity) atau Konvensi Keanekaragaman Hayati," jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo saat membuka seminar "Ancaman Spesies Asing Invasif Terhadap Kelestarian Sumber Daya Ikan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan lebih selektifnya pengenalan ikan asing antara lain melalui kegiatan pengendalian dan pemusnahan spesies asing yang terbukti ternyata merusak ekosistem, habitat hidup, dan keanekaragaman species asli. Apalagi, ia menegaskan bahwa dalam hal sumber daya hayati perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan mandat kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan khususnya terkait penanganan dan pengelolaan spesies asing invasif sumberdaya perikanan.

"Untuk itu, KKP berkewajiban untuk mengembangkan strategi nasional pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati perikanan secara berkelanjutan," katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan, dampak negatif introduksi ikan telah dirasakan di Indonesia. Ia mencontohkan, meledaknya populasi ikan Sapu-sapu, Keong Mas dan ikan Louhan di beberapa perairan umum menunjukkan adanya dominasi dan ketidakseimbangan populasi yang dapat menurunkan populasi. Bahkan hal tersebut kemungkinan juga mengindikasikan bahwa telah terjadinya kepunahan spesies ikan asli.

"Populasi ikan Mujair di Waduk Cirata semakin berkurang, tapi ironisnya populasi ikan Louhan meningkat. Sedangkan di waduk Sempor, Jawa Tengah, ikan Wader dan ikan Betik yang dulunya berlimpah sekarang sudah jauh berkurang, dan sebaliknya ikan Oscar dan Louhan banyak ditemukan," katanya.

Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengingatkan bahwa ikan-ikan asli di perairan Bangka seperti Belida, Tapah, sekarang populasinya tergusur oleh ikan Toman yang dahulu ditebarkan sebagai upaya reklamasi bekas galian tambang. Kemudian, populasi ikan Depik, ikan asli danau Laut Tawar Aceh, mulai terdesak oleh ikan Nila yang diintroduksikan ke danau itu.

"Ikan setan merah ('red devil') yang masuk secara tidak sengaja bersama aneka jenis benih ikan di waduk Sermo, Yogyakarta populasinya semakin tidak terkendali, memangsa ikan lain seperti ikan Mas, Tawes, Nila di waduk tersebut," katanya.

Sumber: INVESTORDAILY.COM Tanggal 17 April 2013 Hal.1


reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/ri-akan-lebih-selektif-terhadap.html


Related video : RI akan Lebih Selektif Terhadap Masuknya Ikan Asing


Previous
Next Post »