STP Jurluhkan Diharapkan Ubah Paradigma

INILAH.COM, Bogor- Pendidikan bagi para penyuluh perikanan diharapkan mengalami perubahan paradigma menjadi pusat unggulan SDM, sarana prasarana serta kurikulum. Sehingga sektor kelautan dan perikanan dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional


Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno Sukoyono, dalam sambutan dan paparannya Seminar Nasional bertema ?Membangun Sinergitas Penyebaran Teknologi Tepat Guna Mendukung Industrialisasi Kelautan dan Perikanan?, Sabtu (30/3/2013).

Acara yang digelar di kampus Jurusan Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Sekolah Tinggi Perikanan (STP), Jl Cibalagung, Cikaret, Bogor itu masih dalam rangkaian memperingati ulang tahunnya yang ke-55, Sekolah Perikanan Bogor (SPB)
?Kami berharap adanya perubahan paradigma pada STP Jurluhkan yaitu sebagai center of excellent (pusat unggulan) yang meliputi SDM, sarana dan prasarana (Sarpras), serta kurikulum? papar Suseno.
Di bidang SDM, perlu adanya kualifikasi dosen dan taruna serta dosen harus memiliki power of knowledge di bidang sosial, ekonomi, dan teknologi informasi. Di bidang Sarpras, kampus STP Jurluhkan harus dilengkapi dengan laboratorium teaching factory, laboratorium sosial, laboratorium ekonomi, dan laboratorium teknologi dan informasi yang memadai.
Adapun di bidang kurikulum, perlu adanya reformasi dan penyesuaian kurikulum serta kemampuan penyuluh perikanan hasil pendidikan STP Jurluhkan tidak semata-mata menjadi penyuluh yang menguasai budidaya saja, tapi juga bidang terkait, yaitu penyuluh ahli penangkapan, pengolahan, konservasi, dan garam.
Suseno juga berharap, Jurluhkan STP Bogor di masa depan dapat menjadi pusat studi peran dan kontribusi penyuluhan sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian nasional; pusat informasi teknologi dengan pengembangan penelitian terpadu dengan lembaga riset dan instansi terkait.
Juga pusat informasi sosial yang mengacu kepada perubahan pola kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat; serta pusat inkubasi bisnis/minabisnis empowering center dalam menumbuhkan pengusaha sektor kelautan dan perikanan (wirausaha) dan konsultan bisnis perikanan.
Penyuluh perikanan saat ini, lanjutnya, perlu bertranformasi dengan paradigma baru yang memiliki profesionalisme penyuluh; berperan sebagai konsultan bisnis; advokasi/penasihat; mitra sejati pelaku utama dan usaha; dan memiliki program orientasi industrialisasi (nilai tambah, daya saing, prodktivitas, skala produksi, komoditas perikanan unggulan).
Dengan demikian akan tercipta output kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan mandiri, produktivitas, nilai tambah, pendapatan naik, daya saing, dan lestari serta outcome peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut dosen senior Jurluhkan STP Bogor lainnya, Otie Dilan Subhanti Hasan, Hasil dari seminar ini kemudian akan disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, sebagai bahan masukan bagi pengambilan kebijakan di sektor kelautan dan perikanan. Hasil seminar juga kemudian menjadi pegangan bagi para alumni untuk menerapkannya di lapangan kerja masing-masing dan disebarluaskan kepada masyarakat.
Para alumni dari berbagai daerah tersebut kini berkumpul di tempat mereka menimba ilmu dulu dengan membawa pengalaman masing-masing. Berbagai pengalaman tersebut disampaikan dan didiskusikan pada sebuah forum diskusi panel untuk kemudian menjadi bahan pada Seminar Nasional. Misalnya masalah permodalan yang dialami di tempat kerja alumni, didiskusikan solusinya pada kesempatan tersebut.
Materi seminar yang dibahas antara lain 1) Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna Mendukung Industrialisasi KP (oleh Ditjen Perikanan Budidaya); 2) Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna Mendukung Industrialisasi KP (oleh Ditjen Perikanan Tangkap); 3) Jaminan Pasar Hasil Produksi Perikanan Mendukung Industrialisasi Perikanan (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan).
4) Peran Litbang KP Dalam Menghasilkan Teknologi Tepat Guna Mendukung Industrialisasi KP (oleh Badan Penelitian dan Pengembangan KP; 5) Peran SDM Penyuluh Perikanan Dalam Penyebaran Teknologi Mendukung Industrialisasi KP (Badan Pengembangan SDM KP/BPSDM KP); serta 6) Analisis Strategi Perikanan Budidaya di Indonesia (oleh Muh. Husen, Alumnus SPDMA 1969, Anggota Dewan Pengurus MAI/Pengurus DPP HNSI). Bertindak sebagai moderator adalah dosen senior Jurluhkan STP Bogor, Andin H. Taryoto.
Sesuai dengan tema seminar, sinergitas penyebaran teknologi sangat dibutuhkan untuk mendukung implementasi dari program pemerintah industrialisasi kelautan dan perikanan. Kurang efektifnya penerapan teknologi yang sudah ada di lapangan salah satunya disebabkan oleh kurangnya sinergitas tersebut, sehingga dapat menyebabkan kebijakan yang tidak tepat sasaran.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara pada HUT SPB. Acara lainnya pada kegiatan ini adalah Reuni dan Kongres Ikatan Alumni SPB (pemilihan kepengurusan, pembahasan AD/ART dan rencana strategis), pameran dan bazzar (menampilkan stand-stand produk perikanan dari perusahaan dan kelompok pelaku utama/usaha).
Ada juga bakti sosial (pelestarian lingkungan perairan dengan penebaran benih ikan patin sebanyak 20.000 ekor di Kecamatan Taman Sari Bogor), serta perlombaan (masak ikan, olahraga, dan seni). Seluruh rangkaian kegiatan tersebut berlangsung pada 28-31 Maret 2013.
Melalui kegiatan ini diharapkan, dapat mendorong terbangunnya sinergitas penyebaran teknologi untuk mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan serta dapat terciptanya jalinan erat para alumni dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan. Dengan demikian, diharapkan pula kebijakan di sektor ini dapat terwujud secara efektif dan tepat sasaran kepada masyarakat.
Lebih dari setengah abad sudah SPB berdiri. Sekolah ini pertama kali dibuka pada 1 Oktober 1958 dengan nama Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas (SPDMA) Bogor.
Dalam perjalanannya, lembaga pendidikan ini berubah menjadi Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Bogor, Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Cikaret Bogor, Ahli Penyuluhan Pertanian (APP) Bidang Perikanan, Jurluhkan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor, dan terakhir Jurluhkan STP Bogor.
Sejak awal berdiri, sekolah ini telah menghasilkan 2.518 orang alumni. Mereka tersebar di seluruh Indonesia untuk mengabdi dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan, baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), swasta, maupun wirausaha. [adv]



reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/stp-jurluhkan-diharapkan-ubah-paradigma.html


Related video : STP Jurluhkan Diharapkan Ubah Paradigma


Previous
Next Post »