Phylum Myxosoa Penyebab Penyakit Ikan Luka serius dan Kematian

Sebab terjadinya Penyakit Ikan melalui organisme Phylum Myxosoa
Alam Ikan;Myxosporea merupakan kelompok parasit yang besar, sebagian besar menginfeksi ikan air tawar maupun ikan air laut. Parasit ini menyebabkan luka serius dan kematian pada inang. Pada ikan air laut, parasit genus Kudoa, Hexacapsula atau Unicapsula dapat menyebakan tekstur daging ikan rusak dan tidak memiliki nilai aestetika sehingga tidak memiliki nilai jual di pasaran. Fase presporogonik pada parasit tertentu menyebabkan inflammasi pada gelembung renang dan penyakit pembesaran ginjal. Beberapa jenis parasit memiliki siklus hidup yang unik dengan adanya fase yang disebut fase actinosporean.
Beberapa kelompok parasit yang umum ditemukan adalah: Myxobolus, Myxidium, Kudoa, Henneguya, Myxosoa, Thelohanellus, Sphaerospora dan Ceratomyxa.

Baca Juga:Cara Mengatasi Penyakit Vibrio spp Pada ikan

Taxonomy
Klasifikasi berdasarkan struktur dari spora. Myxosporea dibagi dalam 2 ordo, Bivalvulida dan Multivalvulida. Ordo Bivalvulida memiliki spora dengan 2 shell valve dan satu sampai 4 polar kapsul, sedangkan multivalvulida memiliki spora dengan 3 sampai 7 shell valve dan satu sampai 7 polar kapsul. Bivalvulida dapat ditemukan pada bermacam organ seperti insang (Myxobolus, Sphaerospora, Thelohanellus, Henneguya), gall bladder (Sphaeromyxa, Chloromyxum), urinary bladder (Myxidium), cartilage kepala (Myxosoma), dan otot (Myxobolus, Henneguya, Unicapsula, Kudoa),

pada kulit dan jaringan subcutaneous (Myxobolus, Henneguya, Thelohanellus), pada cartilage (Myxobolus cerebralis), system syaraf pusat (Myxobolus), pada usus (Ceratomyxa, Kudoa), pada ginjal dan urinary tract (Myxidium, Sphaerospora), gall bladder dan hati (Myxidium), swimbladder (Sphaerospora, Myxobolus), gonad (Sphaerospora). Multivalvulida yang umum adalah Kudoa (4 polar kapsul) dan Hexacapsula (6 polar kapsul).

Morphology dan siklus hidup
Spora
Spora berukuran antara 8 ? 20 ?m. Spora terbesar (98 ?m) ditemukan pada spesies Myxidium giganteum. Spora merupakan tahap infektif parasit, memiliki shell (cangkang) dan klep cangkang (shell valve) melekat satu sama lain sepanjang garis yang disebut dengan Suture Line dan menutupi polar kapsul yang terletak pada apex spora.

Sporoplasma terletak pada bagian posterior atau bagian tengah spora. Polar kapsul memiliki polar filamen yang tampak seperti melilit. Polar filamen merupakan tabung memanjang yang melengkung seperti spiral dan dapat dikeluarkan dengan cepat.

Tahap Perkembangan Parasit
Ikan menjadi terinfeksi setelah memakan spora. Bahan yang sudah dicerna dalam usus menstimulasi polar kapsul menjadi terbuka dan polar filamen dikeluarkan. Polar filament melekat pada epithelium usus sehingga spora menjadi melekat, selanjutnya valve menjadi terbuka dan amoebula keluar. Amoebula yang sudah mencapai inang selanjutnya mengikuti aliran darah dan darah menbawanya ke organ yang sesuai.

Setelah amoebula mencapai organ target, akan tumbuh menjadi zygot dan intinya mengalami pembelahan beberapa kali untuk membentuk sporogonik plasmodium. Selain itu perkembangan dapat melewari beberapa fase presporogonik.

Baca Juga:Penyakit Ikan Hias

Siklus perkembangan extrasporogonik
Siklus ini umum pada Myxosporea dan mereka memproduksi sejumlah besar tahap/stadia parasit yang menyebarkan infeksi keseluruh tubuh ikan dan untuk siklus sporogonik yang berikutnya. Ini mengakibatkan terjadinya infeksi berat.

Fase sporogonik
Tahap vegetatif atau trophozoit myxosporea adalah plasmodia fase sporogonik. Plasmodia merupakan sel primer dan mengandung satu atau beberapa atau sejumlah besar inti vegetatif dan menutupi banyak sel generatif sekunder yang menghasilkan spora. Ada 3 tipe sporogonik trophozoit. Yang pertama adalah berukuran kecil, monosporik atau disporik trophozoit.

Ini menghasilkan satu atau dua spora dan hanya mempunyai satu inti vegetatif, sehingga disebut pseudoplasmodia. Yang kedua adalah polysporik palsmodia berukuran besar dan memiliki banyak inti vegatatif dan sel generatif. Ini menghasilkan banyak spora. Kategori ketiga adalah berada diantara yang pertama dan kedua, menghasilkan satu, beberapa atau banyak spora.

Penyebaran
Penyebaran dapat terjadi melalui spora yang termakan oleh ikan atau melalui inang antara cacing tubifex yang termakan oleh ikan tergantung spesies parasit. Pada cacing spora akan mengalami perubahan bentuk (tahap actinosporean).

Pada Myxobolus cerebralis, spora berkembang dalam tubuh tubifex menjadi Triactynomyxon. Di dalam usus oligocheta tersebut, parasit ini menghasilkan spora, dimana pada saat dimakan oleh inang akan menyebabkan terjadinya infeksi oleh parasit ini.

Pada spesies yang lain, Infeksi diawali melalui penetrasi terhadap kulit atau epithelium insang oleh sporoplasma yang dikeluarkan dari spora actinosporean yang ada disekitar tubuh ikan.

Baca Juga :Phylum Myxosoa Penyebab Penyakit Ikan Luka serius dan Kematian

Pathogenisitas
Tingkat kerusakan pada jaringan dan organ yang diakibatkan akibat infeksi oleh myxosporea tergantung pada banyak faktor termasuk jenis myxosporea dan siklus hidupnya, intensitas infeksi dan reaksi inang. Palsmodia histozoic tidak hanya menyebabkan atrophy pada jaringan terinfeksi tetapi juga perubahan pada jaringan sekelilingnya.

Jika parasit menginfeksi syaraf spinal cord akan menyebabkan kelainan bentuk pada tulang. Histozoic pseodoplasmodia yang menginfeksi jaringan, dapat menyebabkan terjadinya hyperplastik pada epithel insang dan menyebabkan jaringan tersebut tidak berfungsi atau menyebabkan hypertrophy pada head kidney atau trunk kidney.

Luka-luka otot akibat infeksi parasit jenis Kudoa, Unicapsula dan Hexacapsula menghasilkan perubahan yang sangat dramatis pada otot pada ikan yang terinfeksi berat. Serabut otot yang mengadung parasit menjadi kurang elastis. Setelah ikan terinfeksi mati, otot akan cepat menjadi lunak dan berubah bentuk menjadi cair seperti susu.

Ikan terinfeksi berat yang disimpan dalam freezer dan selanjutnya dicairkan, otot ikan akan menjadi bentuk seperti jelly. Hal ini disebabkan karena adanya enzim proteolytic yang disekresi oleh myxosporea. Hypertrophy dan hyperplasia merupakan perubahan progressive yang paling umum ditemukan. Hypertrophy dapat ditemukan pada seluruh organ terinfeksi.

Baca Juga :Phylum Microspora Penyakit Ikan Infeksi Organ Dalam

Diagnosis
Parasit myxosporea di diagnosis dengan melihat adanya spora yang memiliki polar kapsul pada spesimen (fresh mount). Pada pengamatan histologi, spora dapat dideteksi dengan pewarnaan giemsa. Tanpa spora dewasa, diagnosa sangat sulit dilakukan kecuali dengan menggunakan mikroskop elektron. Cysta yang berwarna putih pada tubuh ikan dapat dibuat smear pada slide glass lalu dikering anginkan, selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan larutan Diff Quick. Spesimen kemudian diamati dibawah mikroskop untuk melihat bentuk spora dan polar kapsul.

Baca Juga :Phylum Ciliophora Penyakit Ikan dan Parasit Insang dan Kulit

Treatmen dan kontrol
Spora resitan terhadap perubahan lingkungan. Disinfektan seperti kalsium hidroksida, kalsium oksida, kalsium cyanamide, potassium hydroksida atau klorin) harus digunakan untuk mematikan spora pada dasar kolam dan tanki dan untuk sanitasi lumpur. Radiasi UV juga efektif terhadap spora Myxobolus cerebralis atau Ceratomyxa shasta. Beberapa jenis obat-obatan seperti furazolidon, fumagilin efektif dalam mengurangi infeksi Sphaerospora renicola pada ikan mas, tetapi tidak efektif terhadap Myxobolus dan Thelohanellus. Pemberian pakan yang diberi obat 0.1% fumagilin mengurangi infeksi secara drastis terhadap penyakit whirling.

Sepandai - pandainya tupai melompat sesekali jatuh juga, Sepandai - pandainya seseorang sekali waktu ada salahnya pula.
Semoga Bermanfaat



reff : http://www.alamikan.com/2014/12/phylum-myxosoa-penyebab-penyakit-ikan.html


Related video : Phylum Myxosoa Penyebab Penyakit Ikan Luka serius dan Kematian


Previous
Next Post »