IMQ, Jakarta? Sebagai negara maritim, Indonesia belum mampu mendayagunakan sumber daya laut secara optimal dan tantangan yang datang dari kelautan bukan hanya tantangan terhadap pemerintah, tetapi harus dihadapi oleh dunia usaha.
?Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi sektor kelautan yang ada, jangan biarkan nilai potensi yang mencapai Rp20 triliun hilang begitu saja,? kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perikanan dan Kelautan, Yugi Prayanto di Jakarta, Selasa (15/1).
Jika Indonesia serius menggarap sektor perikanan dan kelautan, menurut Yugi, Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu di dunia.
?Saat ini, China yang memiliki luas perairan lebih kecil dari Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia. Sementara Indonesia hanya mampu berada di posisi ke tujuh dunia,? paparnya.
Dilihat dari sisi business dan ekonomi, lanjut Yugi, kontribusi industri perikanan Indonesia masih sangat kecil.
?Pada 2011 ekspor ikan Indonesia baru mencapai US$3,34 miliar dengan luas perairan 5,88 juta kilo meter persegi. Angka ekspor pada tahun lalu diperkirakan naik menjadi US$ 5 miliar dengan produksi 12 juta ton,? ujarnya.
Yugi menambahkan, sektor kelautan masih belum mendapat perhatian dari para investor. Dengan masih besarnya pangsa investasi di darat, maka diperlukan upaya keras untuk menarik para investor terjun ke investasi maritim.
?Pemerintah dan pelaku usaha perlu mengembangkan sumber daya kelautan melalui investasi yang bersifat terpadu atau integrated investment. Untuk memperbaiki keadaan dan meningkatkan efektivitas, pemerintah harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan terutama bagi nelayan, misalnya dengan pengadaan cold storage dan Depo BBM di sekitar wilayah nelayan karena sering terjadi kelangkaan,? tandasnya.
?Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi sektor kelautan yang ada, jangan biarkan nilai potensi yang mencapai Rp20 triliun hilang begitu saja,? kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perikanan dan Kelautan, Yugi Prayanto di Jakarta, Selasa (15/1).
Jika Indonesia serius menggarap sektor perikanan dan kelautan, menurut Yugi, Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu di dunia.
?Saat ini, China yang memiliki luas perairan lebih kecil dari Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia. Sementara Indonesia hanya mampu berada di posisi ke tujuh dunia,? paparnya.
Dilihat dari sisi business dan ekonomi, lanjut Yugi, kontribusi industri perikanan Indonesia masih sangat kecil.
?Pada 2011 ekspor ikan Indonesia baru mencapai US$3,34 miliar dengan luas perairan 5,88 juta kilo meter persegi. Angka ekspor pada tahun lalu diperkirakan naik menjadi US$ 5 miliar dengan produksi 12 juta ton,? ujarnya.
Yugi menambahkan, sektor kelautan masih belum mendapat perhatian dari para investor. Dengan masih besarnya pangsa investasi di darat, maka diperlukan upaya keras untuk menarik para investor terjun ke investasi maritim.
?Pemerintah dan pelaku usaha perlu mengembangkan sumber daya kelautan melalui investasi yang bersifat terpadu atau integrated investment. Untuk memperbaiki keadaan dan meningkatkan efektivitas, pemerintah harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan terutama bagi nelayan, misalnya dengan pengadaan cold storage dan Depo BBM di sekitar wilayah nelayan karena sering terjadi kelangkaan,? tandasnya.
reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/potensi-perikanan-dan-kelautan.html
EmoticonEmoticon