Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, karena pakan merupakan unsur utama dalam pertumbuhan ikan. Namun penyediaan pakan seringkali menjadi kendala disebabkan harganya yang tinggi karena biaya pembuatannya yang cukup tinggi (hampir 70% dari biaya produksi). Untuk itu Balai Budidaya Air Tawar Jambi melalui Proyek Pengembangan Rekayasa Teknologi Balai Budidaya Air Tawar Jambi mengadakan penelitian untuk mencari alternatif pakan lain yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan lokal serta memanfaatkan hasil samping.
Bahan baku merupakan faktor utama yang harus tersedia dalam produksi pakan buatan dan pakan alternatif. Bahan baku secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya (nabati) serta yang berasal dari hewan dan hasil ikutannya (hewani).
Bahan ? bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan ikan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga.
Pakan Alternatif
Pakan alternatif adalah istilah yang diberikan untuk pakan ikan yang bahannya berasal dari bahan-bahan limbah baik yang berasal dari industri olahan makanan atau ternak yang masih termanfaatkan. Beberapa pakan alternatif yang berasal dari limbah pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas tahu, ampas kecap, CPO, dll sudah banyak digunakan sebagai pakan ternak. Penggunaannya sebagai bahan pakan dapat dicampurkan dengan bahan tambahan pakan lainnya atau bisa juga diberikan secara langsung pada ikan/ternak.
1. Minyak Inti Sawit dan Ampas Minyak Sawit
Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstraksi biji sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang memanfaatkan limbah ini sebagai pakan ternak (sapi). Penggunaan minyak sawit (CPO) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan siap, sedangkan ampas minyak sawit dapat dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya.
Nilai gizi dari minyak inti sawit ini cukup baik yaitu kandungan protein 15,3%, lemak 57,2%; air 23,4% dan abu 11,3%, sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjadi tepung dengan nilai gizi yang terkandung didalamnya protein 16,09%; lemak 5,39% dan abu 8,59%.
2. Ampas Kecap
Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan,ampas kecap harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahulu dikeringkan dalamoven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;lemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%.
3. Onggok
Onggok yang berasal dari ubi singkong merupakan limbah padat dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%;air 20,31% dan abu 4,4%.
4. Ampas Tahu
Ampas Tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas tahu bisa langsung diberikan pada ikan dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%.
5. Ampas Tempe
Limbah pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah cair berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan. Nilai gizi limbah pengolahan tempe lebih tinggi dibanding ampas tahu.
6. Molases
Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan gula yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan gizinya cukup baik.
7. Orgami
Orgami merupakan hasil buangan pengolahan penyedap rasa. Setelah melalui proses penyaringan raw sugar (tetes tebu) dan molases sebagai bahan baku, dihasilkan gypsum. Selanjutnya melalui tahap koagulasi dihasilkan orgami sebagai limbah cair dan dielet humus sebagai limbah padatnya. Nilai gizi orgami adalah protein 5,28%; lemak 3,41%; air 68,29% dan abu 4,77%.
(Sumber : BBAT JAMBI ? DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA )
reff : http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2014/01/bahan-alternatif-pakan-dari-hasil.html
EmoticonEmoticon