Ikan buntal merupakan ikan air tawar yang cukup unik. Ikan ini mampu menggelembungkan tubuhnya menyerupai balon ketika sedang merasa stres atau terancam. Di Indonesia, ikan buntal banyak ditemukan di perairan tawar di Pulau Sumatra. Salah satu ikan endemiknya yaitu tetraodon palembangensis. Karena kelucuannya itulah ikan buntal banyak dipelihara oleh para penghobi terutama sebagai ikan hias.
Pada dasarnya, tidak terlalu sulit untuk mengembangbiakan ikan buntal karena daya tahan ikan ini termasuk tinggi. Ikan buntal juga mudah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan barunya. Selain itu, bentuk perawatan ikan ini juga sederhana dan pemberian pakannya pun tidak terlalu rumit.
Berikut ini panduan memijahkan ikan buntal sebagai langkah awal dalam pembudidayaannya!
Langkah I : Persiapan Pemijahan Ikan Buntal
Sebelum proses pemijahan dilaksanakan, Anda perlu mempersiapkan media pemijahannya terlebih dahulu. Alat yang dibutuhkan adalah akuarium yang berukuran 60 x 70 x 50 cm. Akuarium tersebut kemudian diisi dengan beberapa batu pipih untuk meletakkan telur ikan. Selanjutnya akuarium diisi dengan air hingga ketinggian 30-40 cm dan dilengkapi peralatan pendukung standar akuarium.
Langkah II : Pemilihan Ikan Buntal Indukan
Sepasang indukan ikan buntal yang terdiri atas seekor ikan jantan dan seekor ikan betina dimasukkan ke dalam sebuah akuarium. Ikan buntal jantan memiliki tubuh yang lonjong, sedangkan tubuh ikan betina berbentuk agak membulat. Bobot yang ideal untuk indukan berkisar antara 150-200 gram yang biasanya sudah matang gonad.
Langkah III : Pemberian Pakan ke Indukan
Selama proses pemijahan berlangsung, pakan yang diberikan kepada ikan buntal indukan harus diperhatikan nilai gizinya. Hal ini dikarenakan kandungan nutrisi pada pakan juga turut mempengaruhi keberhasilan proses pemijahan dan prosentase ikan yang hidup. Pakan yang paling baik untuk ikan buntal yaitu cacing tanah dan ikan teri. Karena umumnya proses perkawinan ikan buntal terjadi pada jam 7-9 pagi dan 3-5 sore, maka pemberian pakan sebaiknya dilakukan di luar waktu tersebut.
Langkah IV : Proses Pemijahan Ikan Buntal
Pada ikan buntal, proses pemijahan berlangsung secara parsial. Di dalam satu periode biasanya sepasang ikan buntal indukan mampu melakukan aktivitas perkawinan sebanyak empat kali selama 14-18 hari. Adapun total telur yang sanggup dikeluarkan oleh ikan indukan mencapai lebih dari 1.000 butir dengan tingkat pembuahan maksimal 96 persen dan tingkat penetasan telur maksimal 78,6 persen. Telur ikan buntal berbentuk pipih agak cembung di bagian atasnya, berwarna bening transparan, dan terdapat lapisan minyak di permukaan luarnya.
Langkah V : Penetasan Telur Ikan Buntal
Telur-telur ikan buntal lantas dipindahkan ke akuarium khusus penetasan yang berukuran 20 x 40 cm dengan ketinggian air 10-15 cm. Sebelumnya, air yang dimasukkan ke akuarium penetasan perlu ditaburi garam sebanyak 2 ppt untuk mempercepat pembentukan cangkang telur serta methylen blue (MB) untuk mencegah terjadinya infeksi jamur. Proses penetasan telur biasanya berlangsung selama 6-13 hari. Setelah itu, larva ikan buntal yang berukuran sangat kecil ini akan cenderung bergerak naik ke permukaan air.
Langkah VI : Tahap Pemeliharaan Benih Ikan Buntal
Setelah dua minggu berlangsung sejak larva ikan buntal menetas dari telurnya, kemudian larva-larva tersebut dipindahkan ke akuarium pemeliharaan yang berukuran 60 x 70 x 50 cm. Kepadatan benih ikan buntal yang bagus adalah 10 ekor/liter. Selama proses pemeliharaan benih ikan buntal berlangsung, benih-benih ikan yang berukuran kecil ini bisa Anda berikan pakan berupa potongan cacing tanah dan ikan teri.
reff : http://tipsikan.blogspot.com/2016/01/6-langkah-budidaya-ikan-buntal-tahap.html
1 comments:
Write comments@bopelnews
ReplyBopelnews Menyediakan Berita Seputar Sepak Bola Terlengkap Dan Terupdate
Yuk baca sekarang juga berita- berita hangat seputar sepak bola dunia
EmoticonEmoticon