Sindonews.com - Dalam rangka mendukung upaya percepatan industrialisasi perikanan, termasuk ikan patin, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus membenahi sektor hulu sampai hilir.
Menteri KKP, Sharif C Sutardjo mengatakan, cara mencapai hal tersebut, yaitu melalui penerapan teknologi, peningkatan kualitas SDM nelayan/pembudidaya dan pengolah, dan penyediaan sarana prasarana produksi perikanan. Sesuai mandat UU perikanan, pemerintah diminta mendorong peningkatan nilai tambah perikanan.
Karena itu, KKP telah membangun proyek percontohan berupa UPI Fillet Patin di beberapa lokasi yaitu Jambi, Kampar-Riau, Karawang, Banjar, Tulungagung dan Purwakarta melalui dana APBN. Proyek percontohan ini diharapkan dapat memicu para pemangku kepentingan untuk meningkatkan produksi patin nasional.
"Saya mendapat laporan bahwa unit pengolahan fillet patin di Muaro Jambi telah dikerjasamakan dengan PT Indomaguro Tunas Unggul. Untuk itu saya minta UPI memproduksi fillet patin agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu menggantikan produk patin impor," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/4/2013).
Menurutnya, program percepatan industrialisasi perikanan terpadu hulu sampai hilir sangat dibutuhkan peran dan dukungan dari pemangku kepentingan. Diantaranya, institusi permodalan terutama perbankan, kemitraan usaha dan dukungan yang penuh dari pemerintah daerah. Contohnya, lanjut dia, adanya kerja sama Asosiasi Pembudidaya Patin Jambi (AP2J), PT Indomaguro Tunas Unggul, PT Fresh On Time, dan Superindo yang telah menggagas, melaksanakan terwujudnya industri fillet patin terpadu hulu hilir di Muaro Jambi, bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di wilayah lain.
"Saya berharap kerja sama ini akan berjalan lancar dan berhasil sehingga benar-benar bisa menjadi proyek percontohan industri perikanan terpadu hulu hilir di Indonesia," kata Sharif.
Sumber: SINDONEWS.COM Tanggal 07 April 2013 Hal. 1
reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/kkp-dorong-percepatan-industrialisasi.html
Menteri KKP, Sharif C Sutardjo mengatakan, cara mencapai hal tersebut, yaitu melalui penerapan teknologi, peningkatan kualitas SDM nelayan/pembudidaya dan pengolah, dan penyediaan sarana prasarana produksi perikanan. Sesuai mandat UU perikanan, pemerintah diminta mendorong peningkatan nilai tambah perikanan.
Karena itu, KKP telah membangun proyek percontohan berupa UPI Fillet Patin di beberapa lokasi yaitu Jambi, Kampar-Riau, Karawang, Banjar, Tulungagung dan Purwakarta melalui dana APBN. Proyek percontohan ini diharapkan dapat memicu para pemangku kepentingan untuk meningkatkan produksi patin nasional.
"Saya mendapat laporan bahwa unit pengolahan fillet patin di Muaro Jambi telah dikerjasamakan dengan PT Indomaguro Tunas Unggul. Untuk itu saya minta UPI memproduksi fillet patin agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu menggantikan produk patin impor," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/4/2013).
Menurutnya, program percepatan industrialisasi perikanan terpadu hulu sampai hilir sangat dibutuhkan peran dan dukungan dari pemangku kepentingan. Diantaranya, institusi permodalan terutama perbankan, kemitraan usaha dan dukungan yang penuh dari pemerintah daerah. Contohnya, lanjut dia, adanya kerja sama Asosiasi Pembudidaya Patin Jambi (AP2J), PT Indomaguro Tunas Unggul, PT Fresh On Time, dan Superindo yang telah menggagas, melaksanakan terwujudnya industri fillet patin terpadu hulu hilir di Muaro Jambi, bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di wilayah lain.
"Saya berharap kerja sama ini akan berjalan lancar dan berhasil sehingga benar-benar bisa menjadi proyek percontohan industri perikanan terpadu hulu hilir di Indonesia," kata Sharif.
reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/04/kkp-dorong-percepatan-industrialisasi.html
EmoticonEmoticon