TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PATIN
Oleh : Rachmady Azis
PEMIJAHAN
- Pemijahan Buatan dengan rangsangan Hormon Ovaprim, melalui penyuntikan.
- Induk terlebih dahulu di berok 1 - 2 malam, guna mengurangi lemak pada saluran reproduksi.
- Penyuntikan terhadap induk betina dengan interval penyuntikan 2 (dua) kali. Penyuntikan ke ? 2 dilakukan setelah 6 ? 8 jam penyuntikan pertama dengan dosis 0,5 cc / kg Induk. Dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Penyuntikan pada bagian intramouscular (Punggung)
b. Penyuntikan pertama 1/3 bagian pada punggung kanan (atau kiri)
c. Penyuntikan kedua 2/3 bagian pada punggung kiri (atau sebaliknya pada penyuntikan pertama)
d. Cek Ovulasi
e. Pada saat perut membengkak dan mengeluarkan telur, segera melakukan stripping (pengurutan telur dan sperma) dan dicampur dalam satu wadah yang bersih.
f. Beri larutan NaCL 0,9 % secukupnya pada campuran.
g. Telur ditebar merata dalam wadah (akuarium atau Fiber) yang dilengkapi dengan aerasi dan Heater (pengatur suhu air) pada 30°C.
h. Telur menetas setelah 18 ? 24 jam.
PEMELIHARAAN LARVA
- Pada saat ikan patin ukuran larva, tingkat kebutuhan makannya sangat besar, dimana ikan Patin adalah jenis ikan Carnivora (pemakan daging). Biasanya, jika tidak segera diberikan pakan tambahan maka akan terjadi saling terkam. Oleh karena itu perlu control terhadap pola makan ikan pada saat ukuran larva. Pada umur + 2 hari setelah menetas, diberikan pakan berupa Nauplius Artemia dengan interval waktu 3 jam sekali selama + 7 hari. Setelah itu diberikan pakan tambahan berupa cacing rambut atau dedak halus secara bertahap.
- Pergantian air dilakukan setiap hari 60 ? 70 %, juga perlu dilakukan pembersihan dasar wadah dari kotoran ikan maupun dari sisa-sisa pakan.
- + 2 minggu benih sudah dapat dipanen dan ditebar dalam kolam pemeliharaan (sebaiknya melalui seleksi).
reff : http://rachmadyazis.blogspot.com/2011/04/teknik-pembenihan-ikan-patin.html
Oleh : Rachmady Azis
PEMIJAHAN
- Pemijahan Buatan dengan rangsangan Hormon Ovaprim, melalui penyuntikan.
- Induk terlebih dahulu di berok 1 - 2 malam, guna mengurangi lemak pada saluran reproduksi.
- Penyuntikan terhadap induk betina dengan interval penyuntikan 2 (dua) kali. Penyuntikan ke ? 2 dilakukan setelah 6 ? 8 jam penyuntikan pertama dengan dosis 0,5 cc / kg Induk. Dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Penyuntikan pada bagian intramouscular (Punggung)
b. Penyuntikan pertama 1/3 bagian pada punggung kanan (atau kiri)
c. Penyuntikan kedua 2/3 bagian pada punggung kiri (atau sebaliknya pada penyuntikan pertama)
d. Cek Ovulasi
e. Pada saat perut membengkak dan mengeluarkan telur, segera melakukan stripping (pengurutan telur dan sperma) dan dicampur dalam satu wadah yang bersih.
f. Beri larutan NaCL 0,9 % secukupnya pada campuran.
g. Telur ditebar merata dalam wadah (akuarium atau Fiber) yang dilengkapi dengan aerasi dan Heater (pengatur suhu air) pada 30°C.
h. Telur menetas setelah 18 ? 24 jam.
PEMELIHARAAN LARVA
- Pada saat ikan patin ukuran larva, tingkat kebutuhan makannya sangat besar, dimana ikan Patin adalah jenis ikan Carnivora (pemakan daging). Biasanya, jika tidak segera diberikan pakan tambahan maka akan terjadi saling terkam. Oleh karena itu perlu control terhadap pola makan ikan pada saat ukuran larva. Pada umur + 2 hari setelah menetas, diberikan pakan berupa Nauplius Artemia dengan interval waktu 3 jam sekali selama + 7 hari. Setelah itu diberikan pakan tambahan berupa cacing rambut atau dedak halus secara bertahap.
- Pergantian air dilakukan setiap hari 60 ? 70 %, juga perlu dilakukan pembersihan dasar wadah dari kotoran ikan maupun dari sisa-sisa pakan.
- + 2 minggu benih sudah dapat dipanen dan ditebar dalam kolam pemeliharaan (sebaiknya melalui seleksi).
reff : http://rachmadyazis.blogspot.com/2011/04/teknik-pembenihan-ikan-patin.html
1 comments:
Write commentsThanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2OZLaHI
ReplyEmoticonEmoticon