Indonesia bisa memanfatkan momentum tersebut dengan mengkolaborasi peranan akademisi dan pemerintah. Akademisi bertugas mendorong Indonesia agar lebih diperhitungkan oleh banyak negara kelautan dunia lainnya, sebagai negara yang potensial dalam hal produksi sumberdaya perikanan. Sedang pemerintah, menciptakan kebijakan yang juga mendorong industrialisasi kelautan dan perikanan.
Dari sisi ilmiah dan
riset, Indra Jaya menyarankan agar jangan pula para praktisi perikanan terpatok pada persaingan penggunaan teknologi penangkapan ikan, namun harus melirik sektor lain yang juga potensial. ?Kita punya potensi marikultur, atau budidaya perikanan air laut, yang besar. Marikultur harus maju pesat, seiring upaya perikanan tangkap di lepas pantai dan budidaya perikanan air tawar,? pungkas Indra usai Seminar Nasional Perikanan Tangkap 5, di Bogor, Jawa Barat beberapa hari lalu.
reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/05/saat-tepat-ekspansi-pemanfaatan.html
Adapun berdasarkan laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2012 lalu, didapat bahwa produksi perikanan tangkap Indonesia pada 2011 sebesar 5,7 juta ton (42 persen) dan produksi perikanan budidaya 7,9 ton (58 persen). Dari kenyataan tersebut, saat ini Indonesia membutuhkan tenaga ahli perikanan yang akan diberi tantangan mendukung ekspansi budidaya perikanan; air tawar dan air laut.
reff : http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/05/saat-tepat-ekspansi-pemanfaatan.html
EmoticonEmoticon