Presiden SBY saat menghadiri puncak perayaan Sail Banda 2010,
Selasa (3/8) pagi di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku. (Foto: abror/presidensby.info)
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya lautnya. Sebuah negara kepulauan yang kuat ditandai dengan kemampuan untuk memanfaatkan potensi kelautan untuk pembangunan ekonominya. Hal ini juga didukung oleh UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang mengisyaratkan bahwa Indonesia sampai dengan tahun 2025 haruslah menjadi suatu negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Untuk mendukung hal ini, telah dilakukan berbagai acara dan konferensi kelautan, diantaranya World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative (CTI) dan Sail Bunaken yang boleh dikatakan sukses. Bahkan CTI sendiri merupakan inisiatif murni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak sampai disini saja, baru-baru ini juga sedang berlangsung acara akbar kelautan yang lain, yaitu Sail Banda 2010.
Kepulauan Banda terdiri dari sepuluh pulau vulkanis yang tersebar di Laut Banda, kira-kira 140 km sebelah selatan Pulau Seram dan 2.000 km sebelah timur Pulau Jawa. Kepulauan seluas 180 km persegi ini termasuk dalam wilayah Provinsi Maluku. Kota terbesarnya, Bandanaira, terletak di pulau dengan nama yang sama. Sekitar 15.000 jiwa tinggal di kepulauan ini. Hingga pertengahan abad ke-19, Kepulauan Banda merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah pala. Kepulauan ini juga populer bagi penggemar selam scuba dan snorkling.
Ide Sail Banda pertama kali dipresentasikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi pada Rapat Koordinasi Sail Bunaken tanggal 16 September 2009, yang dihadiri Panglima TNI serta Perwakilan eselon 1 lintas departemen dan lembaga non departemen serta pemda Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Adapun tema utama Sail Banda 2010 adalah ?Small Island For Our Future" yang artinya pulau-pulau kecil untuk masa depan kita. Tema ini diambil karena Maluku sebagai lokasi kegiatan ini merupakan provinsi yang struktur geografisnya didominasi pulau-pulau kecil. Selain itu, Maluku juga dianggap sebagai wilayah yang sangat terancam dengan isu perubahan iklim. Tema utama tersebut juga akan dibahas secara terperinci dalam suatu konferensi internasional tentang pulau-pulau kecil yang melibatkan 38 negara pulau kecil, Small Island Developping States (SIDS).
Sail Banda yang direncanakan berlangsung dari 27 Juli sampai 8 Agustus 2010 ini memiliki sejumlah agenda utama, yaitu: Yacht Rally and Race yang diikuti 106 kapal dari 19 negara, Kejurnas Olah Raga Perairan dan Game Fishing yang diikuti 750 peserta dari seluruh provinsi, Internasional Diving Tournament, Arafura Games, Internasional Conference on Small Island, Konferensi Kerjasama Indonesia-Australia, Internasional Seminar on ?Sago and Spices for Food Safety, Seafood and Fish Product Expo, Lintas Nusantara Remaja Bahari, Peringatan Kemerdekaan RI Di Maluku Barat Daya, Operasi ?Surya Baskara Jaya?, dan Navy to Navy Talk and Port Visit. Agenda ini masih terus berkembang jika ada ide-ide cemerlang berkembang dari daerah.
Selain itu, ada juga sejumlah event nasional dan internasional lain diluar agenda Sail Banda yang dapat digabungkan untuk meramaikan Kota Ambon antara lain: Konferensi Nasional Pesisir dan pulau-pulau kecil yang melibatkan peserta 500 sampai 1000 orang, Senior Official Meeting (pertemuan eselon 1), dan Ministerial Meeting (pertemuan tingkat menteri) dari 6 negara wilayah segitiga terumbu karang (Coral Triangle) yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea dan Salamon Islands.
Presiden SBY, ketika menghadiri puncak perayaan Sail Banda 2010, Selasa (3/8) pagi di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, dalam sambutannya mengatakan bahwa Sail Banda 2010 merupakan momentum untuk mempromosikan keragamaan bahari nusantara kepada masyarakat dunia. "Pemilihan Banda tepat karena kepalauan Maluku punya kekhasan budaya, keindahan panorama alam, dan ditaburi lebih dari 1.400 pulau kecil," ujar SBY.
Dalam kesempatan ini, Presiden mendukung gerakan masyarakat dan pemerintah Maluku untuk menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional. "Saya instruksikan kepada jajaran pemerintah pusat untuk memberikan bantuan dan turut mendorong tekad masyarakat Maluku sekaligus membangun sektor kelautan dan perikanan, baik di provinsi ini maupun secara nasional," ujar Presiden SBY.
SBY juga mengingatkan bahwa Indonesia dianugerahi lebih dari 17 ribu pulau. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan secara maksimal dan pembangunan ke depan harus memanfaatkan sumber daya yang seimbang antara daratan dan kelautan. ?Di kepulauan Maluku ini masih tersimpan cadangan minyak dan gas yang belum tergali," Kepala Negara mengingatkan.
Banda adalah tempat yang penuh sejarah dan nilai budaya. Presiden SBY sangat menyetujui agar Banda, yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, dibangun lebih maju untuk kepentingan wisata sejarah. Presiden sudah menginstruksikan Mendupar Jero Wacik segara mempersiapkan penataan kembali warisan sejarah yang ada di Banda. Di sana, ada tempat pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir. Ada sekitar 10 ribu rakyat Banda yang dibunuh pada masa penjajahan.
Lebih lanjut, momentum Sail Banda 2010 ini dinilai sangat tepat untuk mengembangkan potensi dan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia pada umumnya dan Maluku pada khususnya. Diantaranya, mendorong investasi swasta dan pemerintah (bandingkan dengan Kota Manado) dalam hal jumlah hotel dan infrastruktur lainnya, mempromosikan Maluku dimata nasional dan dunia sebagai tujuan wisata kelas dunia, menjadikan Maluku sebagai pintu gerbang timur Indonesia, mengebangkan potensi kelautan dan perikanan Maluku untuk kesejahteraan rakyat, dan memberikan peluang bagi lembaga pendidikan tinggi teristimewa, Universitas Pattimura untuk mengangkat isu lokal menjadi nasional dan internasional seperti sagu dan rempah-rempah untuk ketahanan pangan serta pemikiran-pemikiran soal perubahan iklim. (yun)
Sumber : http://www.presidenri.go.id/
reff : http://perikanannews.blogspot.com/2010/08/kibar-sail-banda-2010.html
Selasa (3/8) pagi di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku. (Foto: abror/presidensby.info)
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya lautnya. Sebuah negara kepulauan yang kuat ditandai dengan kemampuan untuk memanfaatkan potensi kelautan untuk pembangunan ekonominya. Hal ini juga didukung oleh UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang mengisyaratkan bahwa Indonesia sampai dengan tahun 2025 haruslah menjadi suatu negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Untuk mendukung hal ini, telah dilakukan berbagai acara dan konferensi kelautan, diantaranya World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative (CTI) dan Sail Bunaken yang boleh dikatakan sukses. Bahkan CTI sendiri merupakan inisiatif murni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak sampai disini saja, baru-baru ini juga sedang berlangsung acara akbar kelautan yang lain, yaitu Sail Banda 2010.
Kepulauan Banda terdiri dari sepuluh pulau vulkanis yang tersebar di Laut Banda, kira-kira 140 km sebelah selatan Pulau Seram dan 2.000 km sebelah timur Pulau Jawa. Kepulauan seluas 180 km persegi ini termasuk dalam wilayah Provinsi Maluku. Kota terbesarnya, Bandanaira, terletak di pulau dengan nama yang sama. Sekitar 15.000 jiwa tinggal di kepulauan ini. Hingga pertengahan abad ke-19, Kepulauan Banda merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah pala. Kepulauan ini juga populer bagi penggemar selam scuba dan snorkling.
Ide Sail Banda pertama kali dipresentasikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi pada Rapat Koordinasi Sail Bunaken tanggal 16 September 2009, yang dihadiri Panglima TNI serta Perwakilan eselon 1 lintas departemen dan lembaga non departemen serta pemda Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Adapun tema utama Sail Banda 2010 adalah ?Small Island For Our Future" yang artinya pulau-pulau kecil untuk masa depan kita. Tema ini diambil karena Maluku sebagai lokasi kegiatan ini merupakan provinsi yang struktur geografisnya didominasi pulau-pulau kecil. Selain itu, Maluku juga dianggap sebagai wilayah yang sangat terancam dengan isu perubahan iklim. Tema utama tersebut juga akan dibahas secara terperinci dalam suatu konferensi internasional tentang pulau-pulau kecil yang melibatkan 38 negara pulau kecil, Small Island Developping States (SIDS).
Sail Banda yang direncanakan berlangsung dari 27 Juli sampai 8 Agustus 2010 ini memiliki sejumlah agenda utama, yaitu: Yacht Rally and Race yang diikuti 106 kapal dari 19 negara, Kejurnas Olah Raga Perairan dan Game Fishing yang diikuti 750 peserta dari seluruh provinsi, Internasional Diving Tournament, Arafura Games, Internasional Conference on Small Island, Konferensi Kerjasama Indonesia-Australia, Internasional Seminar on ?Sago and Spices for Food Safety, Seafood and Fish Product Expo, Lintas Nusantara Remaja Bahari, Peringatan Kemerdekaan RI Di Maluku Barat Daya, Operasi ?Surya Baskara Jaya?, dan Navy to Navy Talk and Port Visit. Agenda ini masih terus berkembang jika ada ide-ide cemerlang berkembang dari daerah.
Selain itu, ada juga sejumlah event nasional dan internasional lain diluar agenda Sail Banda yang dapat digabungkan untuk meramaikan Kota Ambon antara lain: Konferensi Nasional Pesisir dan pulau-pulau kecil yang melibatkan peserta 500 sampai 1000 orang, Senior Official Meeting (pertemuan eselon 1), dan Ministerial Meeting (pertemuan tingkat menteri) dari 6 negara wilayah segitiga terumbu karang (Coral Triangle) yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea dan Salamon Islands.
Presiden SBY, ketika menghadiri puncak perayaan Sail Banda 2010, Selasa (3/8) pagi di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, dalam sambutannya mengatakan bahwa Sail Banda 2010 merupakan momentum untuk mempromosikan keragamaan bahari nusantara kepada masyarakat dunia. "Pemilihan Banda tepat karena kepalauan Maluku punya kekhasan budaya, keindahan panorama alam, dan ditaburi lebih dari 1.400 pulau kecil," ujar SBY.
Dalam kesempatan ini, Presiden mendukung gerakan masyarakat dan pemerintah Maluku untuk menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional. "Saya instruksikan kepada jajaran pemerintah pusat untuk memberikan bantuan dan turut mendorong tekad masyarakat Maluku sekaligus membangun sektor kelautan dan perikanan, baik di provinsi ini maupun secara nasional," ujar Presiden SBY.
SBY juga mengingatkan bahwa Indonesia dianugerahi lebih dari 17 ribu pulau. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan secara maksimal dan pembangunan ke depan harus memanfaatkan sumber daya yang seimbang antara daratan dan kelautan. ?Di kepulauan Maluku ini masih tersimpan cadangan minyak dan gas yang belum tergali," Kepala Negara mengingatkan.
Banda adalah tempat yang penuh sejarah dan nilai budaya. Presiden SBY sangat menyetujui agar Banda, yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, dibangun lebih maju untuk kepentingan wisata sejarah. Presiden sudah menginstruksikan Mendupar Jero Wacik segara mempersiapkan penataan kembali warisan sejarah yang ada di Banda. Di sana, ada tempat pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir. Ada sekitar 10 ribu rakyat Banda yang dibunuh pada masa penjajahan.
Lebih lanjut, momentum Sail Banda 2010 ini dinilai sangat tepat untuk mengembangkan potensi dan mendatangkan keuntungan bagi Indonesia pada umumnya dan Maluku pada khususnya. Diantaranya, mendorong investasi swasta dan pemerintah (bandingkan dengan Kota Manado) dalam hal jumlah hotel dan infrastruktur lainnya, mempromosikan Maluku dimata nasional dan dunia sebagai tujuan wisata kelas dunia, menjadikan Maluku sebagai pintu gerbang timur Indonesia, mengebangkan potensi kelautan dan perikanan Maluku untuk kesejahteraan rakyat, dan memberikan peluang bagi lembaga pendidikan tinggi teristimewa, Universitas Pattimura untuk mengangkat isu lokal menjadi nasional dan internasional seperti sagu dan rempah-rempah untuk ketahanan pangan serta pemikiran-pemikiran soal perubahan iklim. (yun)
Sumber : http://www.presidenri.go.id/
reff : http://perikanannews.blogspot.com/2010/08/kibar-sail-banda-2010.html
EmoticonEmoticon