BERITAJAKARTA.COM ? 16-07-2010 16:53
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, mencanangkan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zahman di Muarabaru,
Penjaringan, Jakarta Utara sebagai Water Front City of Indonesia. Upaya ini dilakukan dalam rangka menciptakan kota berbasis bahari dan mensinergikan pembangunan di daratan dan lautan. Pencanangan pelabuhan yang dibangun tahun 1974 itu dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, di Muarabaru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/7).
Fadel Muhammad mengatakan, pengembangan Water Front City merupakan konsep yang dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan bantaran sungai menjadi kawasan yang lebih baik dan nyaman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan. "Konsep ini tidak hanya sekadar pembangunan fisik semata yang ditonjolkan, tetapi juga menciptakan pola pikir semua stakeholder. Sehingga tumbuh adanya rasa memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya," ujar Fadel, saat pencanangan Water Front City, Jumat (16/7).
Konsep Water Front City ini diharapkan dapat meningkatkan geliat kota pantai, bukan saja dari aktivitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan, tetapi juga sebagai sebagai kawasan wisata dan edukasi bahari, pemukiman nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri, dan sebagainya. Dari beragam aktivitas tersebut, tentunya akan memicu peningkatan dinamika ekonomi yang lebih progresif. Dengan pencanangan Water Front City of Indonesia ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai pelabuhan perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan.
"Untuk mewujudkan itu semua, selain harus mampu menjadikan pelabuhan perikanan sebagai pertumbuhan ekonomi juga harus memiliki berbagai kemampuan. Seperti SDM yang handal dan berjiwa wirausaha, sehingga memiliki terobosan-terobosan usaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan sekitarnya," kata Fadel.
Selain itu juga harus mampu menciptakan keamanan, kebersihan dan ketertiban di pelabuhan, mempersiapkan ketentuan pengelolaan perikanan nasional dan internasional. Kemudian dapat memberikan standar pelayanan prima yang probisnis kepada stakeholder. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan bagi semua nelayan.
Dalam kesempatan itu, Fadel juga meresmikan gedung Pelayanan Terpadu dan Menara Kontrol Pelabuhan Perikanan Jakarta. Anggaran pembangunan gedung tersebut merupakan bantuan dari Jepang melalui kerja sama proyek rehabilitasi dan perbaikan pelabuhan perikanan Jakarta. Pembangunan gedung pelayanan ini menghabiskan anggaran Rp 3,437 miliar, yang digelontorkan pada Maret 2004 lalu.
Bahkan Fadel juga diberikan kesempatan untuk melepas kapal muatan bibit ikan kakap putih sebanyak 1 juta bibit ikan dari Himpunan Nelayan Purseseine Nusantara. Seluruh bibit ikan ini dilepas di peraian Kepulauanseribu. Diharapkan, penebaran bibit ikan ini menandakan adanya kepedulian nelayan terhadap sistem eksosistem alam. ?Setelah diambil tentunya kita juga harus peduli menggantikannya dengan bibit baru," kata Fadel yang didampingi seluruh Muspiko Jakarta Utara.
Kepala PPS Nizam Zahman Muarabaru, Suardoyo, mengungkapkan, produksi perikanan di pelabuhan tersebut pada tahun 2009 lalu mencapai 133 ribu ton per tahun atau rata-rata 356 ton per hari yang dihasilkan dari kunjungan kapal sebanyak 3.370 unit per tahun. "Dari angka tersebut pelabuhan ini dapat mengekspor sebanyak 32 ribu ton ikan. Pelabuhan perikanan ini ditunjang oleh 243 unit industri perikanan yang dapat menyerap sebanyak 40 ribu orang tenaga kerja per tahun dengan jumlah peredaran uang yang dihasilkan mencapai sebesar Rp 24 miliar per hari," terangnya.
Reporter: jackson
Sumber: http://www.beritajakarta.com/
reff : http://perikanannews.blogspot.com/2010/08/nizam-zahman-dikembangkan-jadi-water.html
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, mencanangkan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zahman di Muarabaru,
Penjaringan, Jakarta Utara sebagai Water Front City of Indonesia. Upaya ini dilakukan dalam rangka menciptakan kota berbasis bahari dan mensinergikan pembangunan di daratan dan lautan. Pencanangan pelabuhan yang dibangun tahun 1974 itu dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, di Muarabaru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/7).
Fadel Muhammad mengatakan, pengembangan Water Front City merupakan konsep yang dapat didefinisikan sebagai konsep pengembangan kawasan yang berhadapan dengan pesisir dan bantaran sungai menjadi kawasan yang lebih baik dan nyaman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan. "Konsep ini tidak hanya sekadar pembangunan fisik semata yang ditonjolkan, tetapi juga menciptakan pola pikir semua stakeholder. Sehingga tumbuh adanya rasa memiliki yang tinggi terhadap wilayahnya," ujar Fadel, saat pencanangan Water Front City, Jumat (16/7).
Konsep Water Front City ini diharapkan dapat meningkatkan geliat kota pantai, bukan saja dari aktivitas pelabuhan perikanan dan pasar ikan, tetapi juga sebagai sebagai kawasan wisata dan edukasi bahari, pemukiman nelayan, wisata mangrove, kawasan wisata purbakala, kawasan industri, dan sebagainya. Dari beragam aktivitas tersebut, tentunya akan memicu peningkatan dinamika ekonomi yang lebih progresif. Dengan pencanangan Water Front City of Indonesia ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai pelabuhan perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup nelayan sebagai masyarakat kelautan dan perikanan.
"Untuk mewujudkan itu semua, selain harus mampu menjadikan pelabuhan perikanan sebagai pertumbuhan ekonomi juga harus memiliki berbagai kemampuan. Seperti SDM yang handal dan berjiwa wirausaha, sehingga memiliki terobosan-terobosan usaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan sekitarnya," kata Fadel.
Selain itu juga harus mampu menciptakan keamanan, kebersihan dan ketertiban di pelabuhan, mempersiapkan ketentuan pengelolaan perikanan nasional dan internasional. Kemudian dapat memberikan standar pelayanan prima yang probisnis kepada stakeholder. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan bagi semua nelayan.
Dalam kesempatan itu, Fadel juga meresmikan gedung Pelayanan Terpadu dan Menara Kontrol Pelabuhan Perikanan Jakarta. Anggaran pembangunan gedung tersebut merupakan bantuan dari Jepang melalui kerja sama proyek rehabilitasi dan perbaikan pelabuhan perikanan Jakarta. Pembangunan gedung pelayanan ini menghabiskan anggaran Rp 3,437 miliar, yang digelontorkan pada Maret 2004 lalu.
Bahkan Fadel juga diberikan kesempatan untuk melepas kapal muatan bibit ikan kakap putih sebanyak 1 juta bibit ikan dari Himpunan Nelayan Purseseine Nusantara. Seluruh bibit ikan ini dilepas di peraian Kepulauanseribu. Diharapkan, penebaran bibit ikan ini menandakan adanya kepedulian nelayan terhadap sistem eksosistem alam. ?Setelah diambil tentunya kita juga harus peduli menggantikannya dengan bibit baru," kata Fadel yang didampingi seluruh Muspiko Jakarta Utara.
Kepala PPS Nizam Zahman Muarabaru, Suardoyo, mengungkapkan, produksi perikanan di pelabuhan tersebut pada tahun 2009 lalu mencapai 133 ribu ton per tahun atau rata-rata 356 ton per hari yang dihasilkan dari kunjungan kapal sebanyak 3.370 unit per tahun. "Dari angka tersebut pelabuhan ini dapat mengekspor sebanyak 32 ribu ton ikan. Pelabuhan perikanan ini ditunjang oleh 243 unit industri perikanan yang dapat menyerap sebanyak 40 ribu orang tenaga kerja per tahun dengan jumlah peredaran uang yang dihasilkan mencapai sebesar Rp 24 miliar per hari," terangnya.
Reporter: jackson
Sumber: http://www.beritajakarta.com/
reff : http://perikanannews.blogspot.com/2010/08/nizam-zahman-dikembangkan-jadi-water.html
EmoticonEmoticon